NarasiLia.com

Berbagi pengalaman tentang keluarga, gaya hidup, kesehatan, hewan peliharaan, naik kereta, dan kegiatan anak.

18.4.18

Premium Moments together: Apresiasi Orangtua Terhadap Perilaku Anak Itu Penting

Premium Moments together,Apresiasi Orangtua Terhadap Perilaku Anak itu penting
Raut wajah anak-anak sedikit kecewa ketika hari Sabtu libur kemarin, kami tidak kemana-mana. Aduh, jadi kasihan. Aku merasa dilema. Jatah berenang dan pergi ke mall kan kemarin sudah, sepertinya kali ini harus mengencangkan ikat pinggang supaya anggaran tidak jebol.

“Ayo kita main di atas rumah yuk!”, ajakku. Kebetulan bagian atap ada yang sudah di cor, sehingga kami bisa melantai beralaskan tikar dan mendirikan tenda mini untuk bermain.

Premium Moments together: Apresiasi Orangtua Terhadap Perilaku Anak Itu Penting
gelar tikar di atas rumah saja mereka senang

Bukan hanya sekedar main, aku memberikan tebak-tebakan berupa hitungan. Media belajarnya berupa Lotte Choco Pie. Siapa yang tak suka dengan cake lembut bersalut coklat dan berlapis marshmallow ini.

Inti pertanyaannya harus berjumlah enam, karena Lotte Choco Pie berisi 6 (enam) bungkus dalam satu dus. Mulai dari penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Untuk ukuran Selma yang masih duduk di kelas 1 soal tersebut masih susah-susah gampang. Berbeda dengan Shidqi yang sudah jago perkalian dan pembagian, malah dia yang bikin pertanyaannya. Kalau si bungsu mah cukup belajar berhitung: atu, ua, iga, empat, lima, enam.

“Yeayy, kalian hebat. Abis ini kita ikut ayah main ke kali yuk,” ajakku lagi. “Jangan lupa bantu bereskan dulu mainan dan tenda di sini”.

Alhamdulillah, mereka mulai kembali ceria. Ditambah ketika mau main lagi ke kali Ciliwung. Main ke kali Ciliwung itu juga menyenangkan dan dekat sekali dengan rumah kami. Kebetulan aliran airnya juga sedang tenang. Tepiannya ada batu-batu granit yang nyaman diinjak.
Premium Moments together: Apresiasi Orangtua Terhadap Perilaku Anak Itu Penting
bermain di kali Ciliwung, Kab. Bogor

Ayah membimbing anak-anak bermain air, bebas melempar batu-batu untuk menimbulkan percikan air. Hamparan rumpun bambu menambah kesejukan. Suasana seperti ini bikin anak-anak lupa akan kekecewaannya tadi.

Liburan yang murah meriah kan? Gak bikin dompet jadi bocor.

Hal seperti inilah yang selalu kami jaga. Sebisa mungkin diciptakan Premium Moments together diantara kami berlima, di sela-sela kesibukan kami masing-masing. Aku yang sibuk mengurus rumah, ayah yang pergi bekerja, Shidqi selesai try out, Selma dan Syadid sibuk ngacak-ngacak rumah.

Apa pun yang mereka lakukan harus kami apresiasikan. Konon banyak para ahli mengatakan bahwa anak yang mendapat apresiasi baik akan memiliki perilaku yang baik, percaya diri, dan mandiri.

Bahkan menurut penelitian dari Havermans, Sodermans, dan Matthijs pada tahun 2017 ditemukan bahwa parental time, adanya hubungan baik antara orangtua dan anak dapat mempengaruhi kemampuan anak-anak di sekolah maupun di rumah, dan lingkungan sekitarnya menjadi lebih baik.


Dampak Buruk Jika Orangtua Lupa Memberikan Apresiasi Pada Anak


Siapa pun pasti ingin memiliki anak yang berprestasi. Nilai raport yang sempurna, juara kelas, menang perlombaan, dan selalu menjadi bintang. Hadiah-hadiah dengan suka hati diberikan kepada anak-anak yang berprestasi.

Sebaliknya, anak yang prestasi belajarnya biasa-biasa saja, banyak yang mengabaikan mereka, tidak diperlakukan istimewa, tidak ada tanggapan, tidak ada hadiah, tidak ada apresiasi.

Ngapain dikasih hadiah? kamu belajarnya gitu-gitu aja”.

Atau malah banyak orangtua yang memarahinya di depan orang banyak. “Gimana sih kamu, gitu aja gak bisa. Malu dong dengan teman kamu, tuh”.

Orangtua sendiri nge-bully. Sedih gak sih?

Kalimat-kalimat seperti tersebut bisa mempengaruhi perilaku anak. Dampak buruknya mereka akan menjadi minder, illfeel, jadi malas berinteraksi dengan orang lain, karena jadi takut dilecehkan juga. Bahkan malah pendendam dan melampiaskannya kepada teman.

Premium Moments together: Apresiasi Orangtua Terhadap Perilaku Anak Itu Penting
jangan sampai mereka jadi pendendam
dan membully temannya sendiri

Dalam hatinya mereka juga mau dipuji, diberi penghargaan, dan apresiasi dari orang sekitarnya, terutama ayah dan ibunya. Tapi sayangnya masih banyak orangtua yang tidak faham dan malah melupakan hal ini.

Aku pernah melihat hal itu di lapangan parkir sekolah anakku. Ada seorang anak yang terlambat masuk kelas, ayahnya menyuruh masuk ke dalam sendirian, tidak ditemani. Sang anak malah mogok di tempat, tidak mau dipaksa, akhirnya melawan sambil teriak.

Spontan ayahnya marah, tak sabar, lalu memukul kepala si anak, tak peduli berada di antara orangtua murid lainnya. Duh, kaget banget lihatnya. Tentu saja anaknya semakin teriak-teriak: “jangan pukul, pak. Sakit. Aku gak mau pulang”.

Rasanya pengen jewer ayahnya deh. Anak terlambat kan karena malu dan bersalah. Mau datang ke sekolah saja sudah sebuah prestasi tuh, sebaiknya diapresiasikan dengan baik. Bukannya malah dimarahi dan dipukul.

Sampai-sampai tukang aci gulung datang melerai dan mencoba membujuk sang anak untuk mau masuk ke dalam gerbang sekolah. Tetap saja sang anak malah tidak mau masuk dan tidak mau pulang.

Sang anak membutuhkan dukungan bapaknya. Bukan dukungan tukang cilung, bukan dukungan orang lain.

Coba kalau ayahnya bicara baik-baik, meyakinkan sang anak bahwa tidak apa-apa terlambat asalkan bicara alasannya kepada ibu guru. Kemudian diantar ke dalam kelas, diberi pelukan, diberi kecupan di dahi. Sepertinya anak itu tidak akan menangis dan mau masuk kelas.

Sedih melihat kondisi seperti itu. Segalak-galaknya aku kepada anak-anak, tetap saja tidak memperlakukan semena-mena, tidak di depan orang banyak seperti itu. Ngeri aja kalau-kalau mereka akan malu, dendam, tidak percaya diri, emosinya tidak stabil, gampang marah dan akhirnya kehilangan arah tujuan.

Orangtua tanpa sadar sering membuat perilaku anak-anak kita menjadi labil hingga melakukan hal-hal yang buruk, karena kehilangan arah yang baik.

Jangan heran tawuran, pembunuhan, pencurian, dan kenakalan remaja masih saja terjadi hingga sekarang, bisa disebabkan karena perlakuan orang tua yang jarang memberikan apresiasi, jarang berkomunikasi, bahkan jarang bertemu dengan anak-anak.


Manfaat Baik Memberikan Apresiasi Kepada Anak


Ahli psikolog anak, ibu Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Sc mengatakan hal yang sama pada acara Blogger Gathering tanggal 15 April 2018 kemarin, bahwa jika orangtua sadar dan mau memberikan penghargaan kepada prestasi anak, maka mereka akan lebih termotivasi untuk melakukan hal-hal yang baik dan lebih positif.

Jika sudah tumbuh ikatan batin yang kuat antara orangtua, ibu, ayah, dan anak, maka pertumbuhan sosial dan psikologi mereka akan jauh lebih baik, mandiri, percaya diri, supel, dan akhirnya akan menjadi kunci kesuksekan di masa depan kelak.

Prestasi bukan saja di sekolah, tetapi bisa mengerjakan tugas di rumah, mencuci piring setelah makan, bisa membuat kerajinan tangan, bisa makan sendiri, bisa membantu orangtua membawakan belanjaan, berani menyapa orang lain, tidak malu, itu semua adalah contoh-contoh suatu prestasi yang juga harus diberi apresiasi.

Apresiasi harian bukan saja hadiah mahal kok. Kita bisa berikan ucapan hebat, intonasi suara yang bahagia, pelukan hangat, tatapan mata yang teduh dan terbinar-binar, kecupan di pipi, elusan di rambut, itu semua bisa membuat anak jadi bahagia dan semakin percaya diri.
Premium Moments together: Apresiasi Orangtua Terhadap Perilaku Anak Itu Penting

Prestasi harian merupakan bekal mereka di masa depan, lho. Tidak selamanya mereka akan terus bersama orangtua. Jadi jangan cuma pintar di sekolah, tetapi juga harus pintar secara emosi, spiritual, dan lingkungan.

Sama seperti Carissa Puteri yang selalu memperhatikan kegiatan putra pertamanya yang sudah masuk PAUD, di sela-sela kesibukannya di dunia artis dan bisnis, bahkan sekarang sedang hamil anak kedua. Quenzi tumbuh menjadi anak yang pintar mengaji, belajar, membantu dirinya membawakan belanjaan, dan berani bicara di depan orang banyak.

Jadi ingat, dulu sewaktu Selma masih berusia 4 tahun juga sempat mogok bicara saat wawancara siaran di radio Cosmopolitan FM. Cuma mau bicara sekata dua kata, padahal di rumah sudah latihan. Beruntung tim panitianya baik dan sabar, sehingga siaran selanjutnya digantikan oleh kakaknya.

Jika sedang tidak waras mungkin aku akan ngomelin Selma di depan orang. Alhamdulillah aku masih bisa menahan emosi, tetap memberikan ancungan jempol, senyuman, dan pelukan sebagai hadiah. Bagiku Selma yang masih kecil itu sudah berprestasi walaupun tidak sempurna.

Premium Moments together: Apresiasi Orangtua Terhadap Perilaku Anak Itu Penting


Dan perubahannya sekarang, Selma tumbuh menjadi anak yang disukai teman-temannya, berani mengungkapkan perasaannya kepada siapa pun, bahkan sering menolong. Seiring tumbuh kembangnya, Selma diajari mandiri, berani bicara, dan lebih banyak bertemu dan bermain dengan orang lain.

Pada acara gathering kemarin juga aku dan Selma kembali bersama melakukan kegiatan membuat kerajinan tangan menghias pigura yang berisi foto kami sekeluarga. Dia sangat suka dengan hasil kerjanya, apalagi boleh dibawa pulang.

Premium Moments together: Apresiasi Orangtua Terhadap Perilaku Anak Itu Penting
Hasil karya Selma menghias pigura

Terbukti kan, bahwa apresiasi orangtua itu penting terhadap perilaku anak. Karakter setiap anak akan terus berubah, sesuai bertambahnya usia. Tinggal bagaimana kita saja memperhatikan, memantau, membimbing, dan mengapresiasikan prestasi harian mereka selama ini.


78 komentar:

  1. Seru banget main kemah-kemahan di halaman gitu. Kegiatan sederhana aja ternyata udah bisa bikin anak bahagia :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, alhamdulillah mereka tetep senang 😁

      Hapus
  2. Waah enak banget masih bisa main di sungai. Aku juga suka main tebak-tebakan dengan Naeema.....bisa sambil menyusui hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe iya seru aja main di sungai. Toss, main tebak-tebakan itu seru

      Hapus
  3. Asik banget main ke kali, aku ada kali depan rumah tapi ga ada bantaran luas buat main anaknya. Seru tuh bonding sama anak sambil main di alam.

    BalasHapus
  4. Makkjleb tulisan ini.. Terima kasih sudah diingatkan. Sudah lama banget rasanya nggak mengapresiasi anak-anak. Padahal sebenarnya mereka jiga butuh itu. Nice artikel mbak.

    BalasHapus
  5. Hadeuuuh, itu si bapak ngeri amat sampai nggeplak kepala ya

    BalasHapus
  6. Ini saran yg bakalan berguna banget ketika nanti aku udah jadi buibuk. Iya lah ya, memberikan apresiasi trhadap anak itu perlu, kan mereka akan merasa dihargai. Aku banyak belajar dari post ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih sudah berkunjung kemari mbak :)

      Hapus
  7. Aduh, serem juga ya orangtua yang ngebully. BTW aku udah ikutan vote. Semoga rejekii

    BalasHapus
    Balasan
    1. tanpa sadar banyak orang tua yg ngebully anak sendiri.
      Good luck ya mbak, semoga menang vote :)

      Hapus
  8. Manfaat mengapresiasi prestasi anak banyak juga yo,, jadi jangan pelit memberikan apresiasi hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya jangan pelit memberikan apresiasi sekecil apapun itu

      Hapus
  9. Lihat foto main air di Ciliwung tuh itu juga jadi pengen deh ajak anak main disan adeh mba. Bagaimanapun kita harus memberikan premium momenth togerther kepada anak ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Premium moment seperti ini jangan sampai terabaikan ya mba. Masa masa bersama anak

      Hapus
  10. Waa seru bangett mainnya. Jadi pengen nyobain main-main ke sungai deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. main air itu menyenangkan mbak hehe

      Hapus
  11. aku udah vote duuung, sapa tahu menang, amiin

    BalasHapus
  12. penting banget yaa...aku jg belajar dr masa kecilku
    kadang ortu bkan tdk mengapresiasi tp gak pandai mengekspresikannya
    kita harus bs mengekspresikan agar anak2 benar tahu kita menghargai mrk ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul banget mbak, setuju deh. Seoga menang vote ya

      Hapus
  13. Mau doonk diajakin maen ke kaliiii :D
    Btw emang memberi apresiasi pada anak itu penting ya, soalnya bikin anak merasa dihargai :D

    BalasHapus
  14. nah bener, temennya anak aku, suka banget ngebully temennya.. pas aku perhatiin, trnyata orangtuanya ngedidik dia keras, makanya anaknya jadi begitu.. huhuhu.

    BalasHapus
  15. Wewh, ternyata mainnya itu di atas to. Seru ya, ternyata Lotte Choco Pie pun bisa digunakan untuk menjadi media anak dalam belajar. Nah...bener, ada juga ya ortu yang malah membully anaknya seperti itu. Akupun juga pernah tahu soalnya, makanya sedih kalau denger itu. Semoga dengan kampanye Lotte Choco Pie ini, banyak moms yang teredukasi ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamin ya robbal aalamiin, semoga lebih banyak yg peduli

      Hapus
  16. Aku pilih video Homeworking mba. Seru ya acara ini, mengingatkan aku untuk sering mengapresiasi anak..

    BalasHapus
  17. Mbak memang seorang Ibu yang pinter dan bijaksana. Karena tidak mudah utk menjaga Kas Rumah tangga agar selalu aman dan stabil ditengah2 hasrat keinginan sang Anak2 Mbak yg selalu punya ide utk menjebol keuangan. :)

    Sekali lagi saya salut dng Trik Jitu Mbak sebagai Ibu Rumah Tangga. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kang Nata bisa aja nih, hehe.. terimakasih

      Hapus
  18. dibanding dari teman, "bullyan" dari orang tua itu paling menohok dan membekas
    makanya ya bijak-bijak sebagai orang tua
    acara kemah-kemahannya seru mbak
    mseki sederhana ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya paling sedih kalo orangtua sendiri yang membully

      Hapus
  19. Asik banget masih bisa main di kali begitu, Mbak. Precious moment banget, ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya paling seneng mereka kalau ke sini, asalkan airnya pas surut hehe

      Hapus
  20. Aku pilih video yang homework, karena Gie sedang hobi baca dan menulis. Jadi kalau dia bisa mengeja bacaannya aku bilang "pinter...."

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gie seneng ya belajar sama mama, hebat deh

      Hapus
  21. Kapan ya terakhir aku main di pinggir sungai. Seneng rasanya..
    Hasil karya dari Selma juga bagus ya, meski masih kecil tapi sudah bisa menghias pigura dengan rapi :)

    BalasHapus
  22. Jd pgn main kemah2an juga. Makasih share pengalamannya mbk. Pelajaran nih buat aku

    BalasHapus
  23. biasanya ada yang suka diapreasi akan mempunyai percaya diri lebih dari anak-anak pada umumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, dulu saya saja suka dipuji, dan semakin semangat belajar

      Hapus
  24. betul ya, akan membuat anak merasa dihargai dan memberi semangat

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, biar lebih semangat lagi

      Hapus
  25. Wah asiknya main ke atap rumah tapi atap rumahku gak terbuka jadi gak bisa main di atas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bongkar atap mak, hehe.. #kidding

      Hapus
  26. Wah saya dan anak doyan banget lotte choco pie, mungkin karena waktu hamil saya doyan makan ini :D setuju banget mba pentingnya mengapresiasi anak, sehingga dia nggak perlu berbuat nakal hanya untuk mencari perhatian.

    BalasHapus
  27. kadang sebagai ortu aku juga merasa sempat membully anak meski becanda haha, untunglah diingatkan kembali untuk mengapresiasi pencapaian harian anak-anak ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe iya sangka kita buat lucu gemes ya, padahal mereka suka baper juga

      Hapus
  28. bener nih, walaupun belum berumah tangga, banyak saya ketahui kalau anak kecil itu ternyata butuh diapresiasi juga, kalo salah apresiasi malah bisa mengganggu perkembangnya bener gak sih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul banget mas, kembali ke kita aja, kita seneng ga kalau dibegitu begini

      Hapus
  29. Anak yang diapresiasi akan tumbuh dengan rasa percaya diri

    BalasHapus
  30. Wiiih seru sekali yaa, bisa main di atap rumah sama main di kali. Alternatif kegiatam selain main ke mall, murah meriah lagi ya hehe.

    Ternyata banyak manfaatnya ya meberikan apresiasi kepada anak, tapi emang pujian itu bikin kita jadi merasa ingin melakukan yg terbaik :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya seru mbak. Pujian saat kita dewasa saja kita masih seneng, apalagi anak-anak

      Hapus
  31. Apresiasi buat anak juga bikin dia pede ya, simpel aja kok: merespon dengan fokus ya

    BalasHapus
  32. self esteem yang buruk semakin dewasa sulit dikendalikan. setuju dengan memberikan apresiasi anak akan semakin sadar bahwa berbuat baik itu sejatinya akan baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku pun setuju dengan pendapatmu :)

      Hapus
  33. yesss kreatif nih permainannya, mbak :) bisa dipraktekkan sesuai usia anakku

    BalasHapus
    Balasan
    1. siip terimakasih sudah berkunjung

      Hapus
  34. Whuas miris banget ya mba kalau lihat orang tua kasar ke anaknya apalagi di depan umum jelas tambah malu. Jadi makin termotivasi nih untuk mengapresiasi tiap usaha anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, kita aja malu liatnya dipukul begitu

      Hapus
  35. Setuju penting banget apresiasi ke anak

    BalasHapus
  36. Yang apresiasi emang perlu banget buat anak. Kadang kita suka nggak sadar karena memang sudah seharusnya si anak bisa melakukan hal itu, padahal dia berjuang keras untuk bisa melakukannya tapi ketika bisa kita malah nggak kasih apresiasi.

    Thank's for remind, Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kita sering gak sadar, hiks
      sama-sama ya

      Hapus
  37. Ngga cuma anak sih mba. Semua orang disekitar kita pasti juga butuh di apresiasi. Tapi anak emang wajib banget tuh diapresiasinnya. Supaya ngga jadi anak yang brutal. Hehe.

    BalasHapus
  38. apresiasi mebuat anak2 merasa dihargai dan bangga ya

    BalasHapus
  39. Bisa main di kali ciliwung ya sekarang, udah bersih sih, hehe. Kalau di daerah saya gak ada yang namanya kali :"). Adanya got, haha.

    BalasHapus
  40. Waah kalimat 'ah prestasi kamu biasa aja, ngapain kasih hadiah?' Ternyata masuk kategori membully anak ya. Soalnya masih banyak yg mengucapkan hal2 itu. Ma kasih ilmunya ya.

    BalasHapus
  41. Apresiasi pada anak penting banget ya

    BalasHapus
  42. Tanpa disadari ternyata orang tuanya sendiri yang bullya anaknya.

    BalasHapus
  43. Saya jadi ingat ketika murid ada yang malas2an belajar, lantas Ayahnya bilang, "Belajar yang rajin ya, biar jauh lebih pintar dari Ayah." Kerendahan hati Ayahnya yang bikin dia akhirnya jadi semangat belajar. Ada banyak cara ya bagi parents untuk memotivasi dan melakukan bounding dg anak2nya, termasuk family time bersama Chocopie :)

    BalasHapus

Agar tidak spam pada komentar, gunakan akun Google kamu. Atau kirim email ke: info.narasilia@gmail.com. Thank you ❤

Pengikut:

Lia Lathifa's Medium Audience Badge