NarasiLia.com

Berbagi pengalaman tentang keluarga, gaya hidup, kesehatan, hewan peliharaan, naik kereta, dan kegiatan anak.

4.11.17

7 Tips Pengalaman Mudah Menyapih Anak

7 Tips Pengalaman Mudah Menyapih Anak
Menjadi hal wajar ketika seorang ibu merasa galau menghadapi kerewelan anak karena belum mau disapih. Kalau tidak diturutin malah ngamuk-ngamuk, jerit-jerit gak jelas, merengek, suara tangisannya bikin sakit kepala. 

Ibu semakin uring-uringan, sudah merasa lelah, air susu sudah sangat sedikit, ASI sudah tak memiliki zat gizi, tetapi si kecil masih saja minta ‘nempel’. Tampangnya saja sudah tak pantas menyusu, malu deh.


Menyapih adalah proses melepaskan kebiasaan si kecil menyusu dari sang ibu, biasanya ketika dia telah berusia 24 bulan. Sesuai firman Allah dalam surat Al Baqoroh ayat 233 dan Luqman ayat 14 : bahwa anjuran batas waktu menyusui adalah dua tahun. 



Namun tidak ada larangan kurang dari itu, sesuai dalam surat Al Ahqof ayat 15: bahwa masa hamil dan menyusui adalah tiga puluh bulan, artinya hamil 9 bulan ditambah 21 bulan menyusui.

Di saat-saat ‘perpisahan menyusu’ ini sering terjadi drama. Baju ibunya ditarik-tarik, gak peduli dimana, sedang apa, pokoknya kalau sudah pengen menyusu ya harus diturutin, meski pun itu sedang diangkot, mengepel, memasak di dapur. 

Ada baiknya jika sudah dalam situasi begini, sang ayah juga harus mengerti. Jangan cuek saja lho yo pak...! 

Seperti menyusui, proses menyapih itu juga butuh dukungan dari ayah dan anggota keluarga lainnya. Jangan biarkan si ibu repot sendirian mengatasi masa-masa menyapih, bete tau rasanya..

Saya juga mengalaminya. Menyusui dan menyapih pada tiga orang anak. Kedua anak lelaki kami genap menyusu selama 24 bulan, sedangkan anak perempuan menyusu sampai 26 bulan. 

Entahlah, apa kalau terhadap anak perempuan agak gak tegaan ya, jadi agak lama melepasnya. 

Tapi alhamdulillah, saat melepaskan mereka semua, saya tidak terlalu mengalami banyak kesulitan, tidak banyak drama. Serewel-rewelnya mereka juga masih bisa  kami atasi tanpa uring-uringan. 

Karena jika kita marah-marah, mereka semakin patah hati, semakin cengeng, semakin merengek dan semakin mengamuk. Euhhh, salah siapa coba kalau gagal?




Tips dan pengalaman menyapih anak dengan mudah


Ada beberapa tips dan pengalaman yang akan saya ceritakan. Tapi ini bukan patokan ya, bisa saja setiap ibu memiliki pengalaman uniknya masing-masing. Ini cuma pengalaman pribadi saja, siapa tahu bisa menjadi acuan. Antara lain:


1. Tekad Kuat

Ini menjadi pola dasar penting mempersiapkan proses menyapih. Walau pun sudah sounding sebelumnya, tetap saja jika tekad ibu gak kuat untuk melepaskan ikatan menyusu, proses menyapih jadi susah. 

Makanya harus segera dilaksanakan, jangan menunda-nunda lagi, jangan bikin alasan iba, takut sakit, dan lain sebagainya.

Pokoknya harus bisa menyapih.
TITIK.

Jangan plin-plan. Pikiran dan hati yang bimbang, jelas akan mempengaruhi emosi ibu. Hati-hati, hal ini akan dimanfaatkan oleh si kecil untuk kembali merengek minta menyusu, malah ada yang cuma iseng supaya bisa tidur alias mentil.


2. “Ini Buat Adik”.

Kalimat himbauan ini sangat cocok untuk anak pertama. Dulu saya bilang begitu kepada si kakak. Memang rencananya dia ingin punya adik. 

Jadi tanpa harus berbohong, kita bisa bilang padanya, “eeh, ini kan buat adik. Kakak gak boleh lagi menyusu. Nanti adik gak kebagian”.

Kita bangun rasa empatinya. Terbukti bener sih, dengan mudah si sulung gak lagi minta menyusu walau sudah ngantuk. Biasanya dia langsung minta minum susu cair kotak.


3. Tawari Minuman Alternatif

Kalau si kecil sudah rewel minta menyusu, alihkan dengan memberikan minuman seperti susu rasa plain, susu cair full cream, jus buah, air rendaman kurma, atau teh manis jambu.

Siapkan juga air putih di dalam kamar. Biasanya dia bangun pada tengah malam atau menjelang subuh. Menangis kehausan atau risih popohnya penuh. 

Berikan sedikit demi sedikit menggunakan sendok atau sedotan. Selesai minum, dia akan langsung tidur lagi tanpa minta menyusu. Pastikan tidak kekurangan gizi walaupun sudah tak minum ASI.


4. Berdoa dan berpuasa

Kebetulan saat bulan Ramadhan datang, anak pertama saya genap dua tahun. Saya berpuasa penuh dan selalu berharap supaya dimudahkan dalam proses penyapihan.

Kondisi berpuasa membuat volume ASI menurun, menjadi alasan kepada si kecil bahwa bunda gak bisa ngasih lagi.

Saya bilang:
"Bunda lagi lemes tapi gak boleh makan minum, sedang berpuasa, jadi gak boleh menyusui, apalagi kan memang buat adik".

Awalnya sih dia bingung, tetap merengek, lalu terdiam saat diberikan minuman kesukaannya. Lama-lama dia ngerti juga kalau bunda sedang berpuasa, tidak makan dan minum. 

Sepertinya dia kasihan lihat bundanya lemes atau mungkin doaku terkabul, hehe..


5. Maskeran Dengan Kopi Pahit.

Ini pengalaman saya pada anak kedua. Walau sudah berdoa, berpuasa, sudah dikasih minuman favoritnya, tetap saja minta menyusu.

Apa karena puasanya tidak rutin ya, karena cuma Senin dan Kamis?
Apa karena dia anak perempuan, saya gak tegaan?

Saya gak bisa pakai alasan mau punya adik, karena memang belum mau hamil.
Saya gak mau bohong.
Saya galau, tekad gak kuat, akhirnya jadi nambah dua bulan.

Coba maskeran pakai kunyit, gagal... dia doyan.
Pakai obat merah, euuuuhh, jangaaann... bahaya, ah.
Pakai bawang merah, gak bisa juga...

Ternyata saat saya maskeran dengan kopi bubuk yang pahit, yes berhasil...
Mulutnya melepeh-lepeh, matanya menyipit, kepalanya geleng-geleng...
Lalu langsung minta minum, hihi...


6. Mengalihkan Pola Pikirnya.

Biasanya si kecil kepengen menyusu lagi itu, alasannya karena mengantuk atau sudah bosan dengan aktifitasnya. 

Wajar sih, hampir dua tahun kebiasaan itu terpola dalam pikirannya, masih melekat erat, susah dihilangkan secara mendadak.

Solusinya segera alihkan dengan hal-hal yang menarik baginya. Anak ketiga saya seperti ini. 

Jika Syadid mulai mengantuk, segera kami mengajak tidur dengan mainan favoritnya, membawa mainan kereta-keretaannya, mengajak mainannya itu juga ikut berdoa sebelum tidur, bermain senter atau lampu tidur.

Atau jika dia belum ngantuk, kami mengalihkan pikirannya dengan mengajaknya membacakan buku-buku cerita bergambar, mengajak jalan-jalan sebentar mencari dan mengusap-usap bulu kucing, atau naik motor dengan ayahnya keliling komplek rumah. 


7 Tips: Pengalaman Mudah Menyapih Anak
kakak membantu mengalihkan 

Kadang-kadang saya juga mengajaknya berfikir dengan membandingkan pada kakak-kakaknya :

"Dek, tuh lihat deh. Kakak aja gak menyusu lagi sama bunda kan. Karena kakak sudah besar, kakak pintar, kakak hebat. Adek pasti juga pintar dong, adek kan anak hebat".

Alhamdulillah, dia nurut deh. Mungkin senang kali ya disandingkan sama-sama hebat seperti kakaknya.

7. Berikan Hadiah Kasih Sayang.

Hadiah diberikan karena si kecil pintar. Sudah mau tidak menyusu, tidak memaksa sang ibu lagi, sudah pintar menahan diri. Hadiah sih gak perlu yang mahal-mahal. berupa sentuhan kasih sayang juga manjur kok.

Pujian, kata-kata motivasi, senyuman, tepuk tangan gembira, kecupan di pipi, elusan pada rambut, pelukan hangat, dipijat-pijat punggungnya, adalah hadiah termurah dan termudah untuk mereka.

"Bunda tahu kamu anak hebat, sudah besar, walau sudah tidak menyusu sama bunda, tapi bunda tetap sayang kok sama kamu. Bunda gak akan ninggalin kamu".

Keluarkan saja semua kalimat 'mantera' keren yang berasal dari bahasa kalbu sang ibu. Cara ini juga akan membuatnya percaya diri dan bisa memaklumi bahwa dia memang sudah tidak harus menyusu.

***

Itulah tips dan pengalaman yang bisa saya ceritakan. Menyapih dengan mudah, menyapih dengan rasa cinta, tanpa sakit hati, tanpa ada yang merasa kecewa. 

Jangan sampai berbohong atau mengada-ngada, bahkan malah marah-marah, duh nanti malah akan membuat proses menyapih menjadi gagal, lho.

Semoga bermanfaat ya..
Kalau ada ide dan saran, bahkan pengalaman pribadi yang lebih manjur, boleh sharing di kolom komentar.


18 komentar:

  1. wah banak yang kesulitan, dulu sih anakku dua2nya anak sapi, krn ASIku gak keluar sama sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sing penting sehat yo mbak, jadi anak yg sholeh sholehah, aamiin :)

      Hapus
  2. Bagus nih tipsnya sangat membantu, nanti tak bilangin istri orang untuk pakai tipsi ini :D..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkekekekek.. Awas aja kena keplak suami orang

      Hapus
  3. mantap dede nya udah jadi sarjana asi ..hebaat. dan ilmunya bermanfaat. kalo kelak aku punya anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siip.. Terimakasih sudah berkunjung

      Hapus
  4. biasanya dua tahun ya
    emang ebrat awalnya ya mbak sering gak tega
    tapi ya harus disapih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas..ada pertemuan ada perpisahan :)

      Hapus
  5. Wah tips yang bermanfaat sekali mbak. Meskipun ane cowok tp ttp kudu paham masalah yg beginian.
    Btw ane nggak inget kpn ane disapih. Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe tanyakan pada mamak lah.. Terimakasih sudah berkunjung

      Hapus
  6. Iya, banyak yg pake kopi buat menyapih..
    jadi pait2 gitu ya biar gak doyan.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walau ttp ada yg doyan haha, yg penting usaha dan gak ada efek samping ya, sekali icip lgsg lepeh

      Hapus
  7. Save, bermanfaat banget nih, Teh.
    Bisa buat bekal buat kelak nanti..

    BalasHapus
  8. ADa temanku yang kini melalui proses menyapih, mba. Semuanya semoga menjadi lancar jika dilakukan dengan 7 tips yang mba berikan. Hanya saja memanng harus tekad kuat emak dan anaknya. Kadang emaknya masih belum bisa buat melepas juga :p

    BalasHapus
  9. Dengan kopi pahit ternyata manjur ya..., jadi ingat di kampung saya dulu, biasanya ibu-ibu menggunakan biji gambas yang sudah tua, rasanya memang pahit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh biji gambas ya, terimakasih sharingnya pak

      Hapus
  10. Hmmmm dulu tante ku juga pake kopi hihihi

    Sangat bermanfaat mbak
    Semoga pas suatu hari punya anak dan istri bisa diaplikasikan hehehe

    #MasihJauh
    #MasihJomblo

    BalasHapus

Agar tidak spam pada komentar, gunakan akun Google kamu. Atau kirim email ke: info.narasilia@gmail.com. Thank you ❤

Pengikut:

Lia Lathifa's Medium Audience Badge