NarasiLia.com

Berbagi pengalaman tentang keluarga, gaya hidup, kesehatan, hewan peliharaan, naik kereta, dan kegiatan anak.

10.4.13

Trik dan Tips Memotret Produk Sendiri

Sepertinya menampilkan foto-foto dalam dunia internet menjadi suatu kewajiban. Dapat dikatakan, lebih asyik melihat suatu bukti berupa gambar atau foto dibanding harus membaca tulisan. Demikian pula dalam berjualan di media online, hampir 100% media foto lebih banyak ditampilkan ketimbang media ajakan melalui tulisan. Bila kekuatan foto yang biasa saja cukup menarik peminat membeli, bagaimana dengan foto yang cantik dan elegan? Dijamin dapat mendongkrak angka penjualan suatu produk.

Maka inilah yang membuat saya cukup tertarik mengikuti seminar kecil-kecilan bersama Bunda Haifa (penulis buku resep) dan ibu-ibu dari Recommended OnlineShop pada hari Minggu tanggal 7 April 2013 kemarin. Selain bisa kopdar dengan emak-emak ReOs, seperti mak Reren, mak Isti, mak Farida Nurvita, mak Ovi, mak Fazaya, mak Eha, mak Novita Sari, mak-mak lainnya yang ternyata jadi lupa kalau gak liat absen, hehe..
siap-siap yaa..

Ada sedikit ilmu yang disampaikan, antara lain:

Kebutuhan yang diperlukan dalam kegiatan fotografi:
a. Kamera
Tentu saja kamera menjadi andalan utama. Kamera apa saja bisa digunakan, namun jika ingin mendapatkan hasil yang bagus minimal menggunakan kamera pocket. Karena sudah banyak kamera jenis ini yang kwalitasnya baik dan keren. Jangan lupa baca dan pelajari buku manual petunjuk yang ada pada kemasan kamera. Di sanalah rahasia yang terpendam bagaimana cara menggunakan kamera yang baik dan professional, tanpa merasa lugu, ah yang penting motret.

b. Produk yang akan dijual
Siapkan produk yang akan di foto. Jika ingin memotret perhiasan atau aksesoris yang akan diambil dari jarak dekat, gunakan mode MAKRO/close up (biasanya pada kamera disimboli dengan bunga tulip). Jika ingin memotret fashion gunakan manekin (boneka patung), atau lebih baik model orang. Jangan asal digelar dilantai aja toh.

c. Background
Gunakan dinding/latar yang sesuai tema foto. Bisa menggunakan kertas HVS saja untuk benda yang berukuran kecil, atau dukungan alam luar sebagai latar belakang yang menarik

d. Property (pernik pendukung)
Sebagai contoh jika ingin memotret makanan, biasa digunakan sendok, garpu, serbet bahkan strawberry, anggur, dan sebagainya. Jika ingin memotret perlengkapan bayi bisa ditambahkan boneka beruang. Seperti itulah, tinggal ide kreasi kita yang bermain di sana

e. Tripod
Manfaat tripod adalah untuk mengurangi getaran tangan saat memotret sehingga tidak menghasilkan bayangan pada gambar. Tripod itu semacam kaki atau penopang kamera.

f. Software untuk mengedit foto
Biasanya digunakan program photoshop, Flash, Corel Draw, Picture Manager dan sebagainya pada media komputer atau laptop, untuk menambah atau mengurangi hal yang ingin dicapai. Seperti penambahan warna, kecerahan, cropping, ukuran foto, dan lain-lain



Kemampuan yang harus dikuasai
a. Kemampuan mengambil gambar dari kamera
Syarat utama mampu mengambil gambar yang baik adalah berlatih. Semakin giat mencoba semakin ketemu “rasa” yang pas. Karena fotografi adalah seni, tidak harus baku dengan aturan main yang ada. Jika semakin terasah maka ilmu-ilmu tersebut dapat kita pelajari dan gunakan secara otodidak. Jangan sungkan bertanya kepada yang ahli, membeli buku seni fotografi atau ikut bergabung dengan beberapa komunitas.

b. Kemampuan menata produk
Menata produk pun diperlukan rasa (feeling) yang dapat diperoleh melalui seringnya latihan. Karena cara menata produk satu dengan lainnya sangat berbeda. Tak heran para fotografi pun memiliki penata gaya. Profesi penata gaya, food stylies sedang laris manis katanya.

Trik segitiga Emas Fotografi.
Untuk mendapatkan foto yang ideal diperlukan 3 (tiga) hal yang dapat diatur sedemikian rupa untuk menyesuaikan objek foto, kondisi, dan selera fotografer. Yang dapat diatur sebagai berikut:

a. Apertur / bukaan lensa
- ditandai huruf f4, f/5.6, f/8, f/11, f/16, f/22
- Dengan Apertur ini kita bisa memilih ruang tajam (tingkat kelebaran ruang gambar). Maksudnya jika bukaan lebar= cahaya banyak yang masuk = ruang tajam akan sempit (karena kedalam ruang akan tipis). Hal ini akan mengakibatkan latar belakang objek menjadi blur. Demikian sebaliknya, jika bukaan sempit maka ruang tajam makin banyak dan tidak ada bagian yang blur
-Kegunaannya untuk masuknya cahaya. Bila bukaan lensa besar maka banyak pula cahaya yang masuk, makin kecil bukaan makin kecil cahaya yang masuk. Dengan apertur f/4 maka hanya orang/objek yang didepan terlihat tajam, yang lain blur.

- Kita dapat kecilkan ukuran aperturnya  jika sedang berada di tempat yang berlimpah cahaya,. Dan jika sedang di tempat gelap, kita dapat membesarkan ukuran bukaan. Dengan apertur f/22 maka semua orang/objek (depan-belakang) akan nampak tajam (jelas) gambarnya

b.      Shutter speed
Satuan Shutter Speed adalah detik. Tujuannya mengukur kecepatan kamera membuka sensor dalam menyerap cahaya. Jika terdapat angka 100 atau 200 pada layar kamera, artinya shutter speednya 1/100detik atau 1/200detik. Semakin besar angka detik semakin besar cahaya yang diterima.
- Shutter speed lambat artinya sensor kamera ternyata lebih lama terkena cahaya. Digunakan pada saat memotret air terjun, sehingga tercipta gerakan yang terus menerus.
- Jika shutter speed lambat di tempat yang banyak cahaya, maka akan didapat gambar yang over exposure (kelebihan cahaya)
- Shutter speed cepat artinya sensor kamera sebentar saja terkena cahaya. Dapat kita gunakan saat memotret kegiatan olahraga, anak-anak berlari dan bermain.
- Jika menggunakan Shutter speed cepat di tempat yang rendah cahaya, maka akan didapat gambar yang under exposure (gelap)

c.       ISO
Ini adalah sensitifitas sensor kamera dalam menangkap cahaya. ISO disimbolkan dengan angka yang dimulai dari angka 50, 100, 200, jika angkanya kecil maka sensitifitas kamera terhadap cahaya menjadi rendah.
Kapan menggunakan tinggi rendahnya? Saat kondisi ruangan kurang cahaya. Namun penggunaan ISO yang terlalu tinggi sering kali menimbulkan bintik-bintik pecah (noise) pada foto.

Tips dan trik memotret produk sendiri

a. Kerjakan pagi (pukul 09.00) dan sore hari (pukul 04 sore). Manfaatkan sinar matahari yang masih soft sebagai lampunya.

b. Baca dulu buku panduan kamera atau buku-buku fotografi lainnya. Biar yakin dan pasti bagaimana cara mengambil gambar yang baik

c. Jika di dalam ruangan, gunakan pencahayaan lampu pada bagian kiri, kanan, atas, untuk memotret barang. Kalau bunda Haifa membuat studio mini dari kardus yang dipotong sisi kanan, kiri, depan, lalu ditutup dengan kertas roti. Hadapkan lampu belajar pada setiap sudut. Beliau bilang dalam memotret SATU PRODUK kadang dibutuhkan 25-100 kali jepretan. Wow!

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=4141303110788&set=o.198545336869291&type=1&theater
studio mini (sumber: Koleksi BundaHaifa)
d. Tata produk/barang yang akan difoto. Gunakan manekin. Foto setiap sudutnya (kanan, kiri, depan, belakang). Jika ada detail baju seperti kantong, bordir, aksesoris itu patut di foto untuk dapat disampaikan kepada pembeli. Maka tampilkan semua.

e. Pilih background yang berwarna polos, seperti karton putih/kertas putih

f. Sediakan waktu yang tenang tanpa gangguan sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal tanpa banyak yg diedit

bunda Haifa senang, kita senang







Demikian beberapa hal yang disampaikan pada Bunda Haifa saat itu. Selebihnya ayoo ambil buku manual anda, gunakan petunjuknya pada kamera, dan lakukan latihan berulang-ulang. Beli juga buku panduan seni fotografi berbagai pengarang. Cari info sebanyak-banyaknya. Bagaimana? Tertarik? 

8 komentar:

  1. Wah, terimakasih tipsnya nggak kepikiran.

    jd tambah semangat nih motret produk sendiri :)

    Salam sukses

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama mbak Najla, pas dikasih tau begitu dari bunda Haifa, jadi terbelalak, hayyaa ternyata saya kurang membaca buku manual :D

      Hapus
  2. Wah mantab nih tipsnya.. Sangat suka bagian segitiga emas fotografi.. Thanks alot...

    BalasHapus
  3. Tertarik maakk, tp ga punya kameranya :p hihi..
    Nganga pas baca satu produk butuh 25 - 100 kali jepret, aku sih 10 kali aja udah ribut apalagi sampe 100..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihi..jangan nganga mak..makasih sudah berkunjung mak ^_^

      Hapus
  4. Nambah ilmu lagi. Makasi mba

    BalasHapus
  5. Baru tahu tentang bukaan lensa. Jadi, kalau mau blur/bokeh f/4 paling bagus ya.

    BalasHapus

Agar tidak spam pada komentar, gunakan akun Google kamu. Atau kirim email ke: info.narasilia@gmail.com. Thank you ❤

Pengikut:

Lia Lathifa's Medium Audience Badge